Selasa, 12 Juli 2011

Coaching is My Passion

Tulisan pertama saya untuk blog Bulldozer Futsal Club
Oleh: Coach Donzol (Pelatih Pra PON Sumatera Barat (Juara 1 Piala Emas Indonesia 2010))

Cintai apa yang menjadi pekerjaanmu dan jadikanlah pekerjaan, hal-hal yang kau cintai. Itu mungkin kalimat yang tepat menggambarkan kehidupan saya saat ini.
Seorang pelatih futsal ternama pernah berujar kepada saya, bahwa “untuk dapat berbicara didepan para pemain tidak semudah yang mereka bayangkan” butuh proses yang cukup lama.
Saya menghabiskan waktu saya dilapangan futsal bukan tanpa pengorbanan, mengorbankan kuliah-kuliah saya di 3 universitas swasta di Jakarta tanpa pernah berfikir bahwa yang saya pilih adalah sebuah kesalahan.
Ya, saya memilih melatih futsal untuk kebahagiaan saya…

Cukup jarang yang mau mengorbankan masa depan pendidikannya untuk sebuah hobby. Tapi masalahnya saya bukan menganggap melatih futsal sebagai hobby, coaching is my passion. Saya lebih senang berteriak dan berkeringat dilapangan daripada menggunakan kemeja rapih berada diruangan kantor yang ber AC.
Bagi saya, untuk bahagia tidak perlu terlihat baik diluar, bagi saya kebahagiaan saat saya bisa menjadi diri sendiri dan diterima serta berguna bagi orang lain. Walaupun diawal sulit, tapi saya tahu sulit hanya datang saat kita memulai pekerjaan dan menunda-nunda pekerjaan tersebut.
Dukungan orang-orang terdekat pun tentunya berperan penting dalam perjalanan hidup kepelatihan saya. Walau tidak selalu setuju dengan pilihan saya menjadi seorang pelatih, namun seiring datangnya prestasi (walau masih belum seberapa) mampu membuka mata mereka, kalau saya mampu hidup dari (yang mereka bilang) hobby ini.

Pengalaman pertama
Saya memulai dengan melatih SMA saya sendiri, dipercaya oleh para pemain untuk membantu mendampingi mereka, hasil lumayan diraih dalam debut sebagai pelatih futsal …peringkat 3 sebuah kejuaraan di UNJ, setelah kalah koin pada semifinal.
Disinilah bakat motivator saya terlihat, menghadapi beberapa pemain yang mentalnya sudah carut marut menghadapi kekalahan menyesakkan dengan cara undian koin pada semifinal, dan harus berlaga pada perebutan tempat ketiga dalam waktu 30 menit berselang. Beberapa masih menangisi kekalahan mereka, saya bisa merasakan kesedihan mereka.

Namun justru disitulah kunci saya membakar semangat bertanding mereka, saya cuma bilang “ Untuk sampai disini, sudah banyak yang kita korbankan waktu, pikiran, biaya dan tenaga, panitia hanya menyediakan hadiah sampai peringkat ketiga, kalau kita tidak memenangkan pertandingan ini, kita hanya dapat pengalaman bertanding, padahal kita masih punya kesempatan mendapatkan pengalaman menjadi juara walau hanya peringkat ketiga”.
Ajaib .. para pemain bangkit, main kesetanan, dan kita pulang bawa piala, walau hanya peringkat ketiga. Bagi saya tidak penting peringkat berapa yang saya dapat, karena selalu ada pilihan setiap kejuaraan, pengalaman bertanding atau pengalaman menjadi juara.

Saya sangat percaya, untuk mendapatkan hal yang luar biasa, kita perlu melakukan sesuatu yang juga diluar kebiasaan. Karena hidup tidak selalu sama dengan cerita Walt Disney. Hidup perlu lebih dari sekedar berjuang mendapatkan kebahagiaan, hidup juga harus memberikan kebahagiaan bagi orang lain, dan melatih futsal adalah jalan yang saya pilih untuk membahagiakan diri sendiri serta orang sekitar saya (pemain,pengurus,serta keluarga).

Donzol
“A middle to low” Futsal Coach

Tidak ada komentar:

Posting Komentar